Mahasantri, Literasi, dan Kawan Terang

 

Komunitas Kawan Terang Adakan Seminar di Pondok Pesantren Mambaul Huda

Dok. Pribadi, Kawan Terang dan Mahasantri sedang berpose

(Live report: Teras Masjid Miftahul Huda, Ponpes Mambaul Huda, 09/05/24)  Pada Hari Kamis, 09 Mei tahun 2024, Pondok Pesantren Mambaul Huda kedatangan tim dari Komunitas Kawan Terang, sebagai ajang berbagi ilmu dan juga silaturrahmi. Kegiatan ini diberi nama Temu Kawan Terang, beranggotakan dosen dan mahasiswa, dan diikuti oleh Mahasantri Pondok Pesantren Mambaul Huda. 

Komunitas Kawan Terang adalah komunitas yang fokus intinya ditujukan pada literasi, pembuatan konten literasi, dan juga melek literasi. Sedangkan literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Jadi literasi tidak hanya berfokus pada membaca saja, tetapi tentang bagaimana kita dapat mencerna dan memahami suatu bacaan ataupun informasi sehingga dapat menjadi pesan yang valid. 

Kegiatan Temu Kawan Terang dilaksanakan pukul 08:30 WIB, dihadiri oleh Mahasantri Pondok Pesantren Mambaul Huda. Diawali dengan acara pembukaan, dalam hal ini dibuka oleh Bu Dewi El Mizar selaku pembimbing dan pengarah, beliau juga merupakan salah satu dosen IAIN Metro Lampung dan juga bagian dari literasi Perpustakaan ait Al-hikmah (Perpustakaan IAIN Metro Lampung). Kemudian dilanjut penyampaian materi oleh Bang Syarif selaku ketua dari Komunitas Kawan Terang. Materi yang pertama adalah tentang Indonesia Emas 2045 dan materi kedua tentang Tips Konten. 

"Kegiatan Kawan Terang ini ditujukan kepada umum, terutama SMA/SMK Se-derajat, namun kali ini sasaran peserta kami adalah santri, yang mana santri adalah aset yang perlu pandai literasi," tutur Karomah pada (09/05/24), salah satu panitia Kawan Terang dan juga mahasiswa IAIN Metro Lampung. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis agama, tentu mengedepankan perihal literasi. Terlebih lagi, santri di Pondok Pesantren Mambaul Huda merupakan mahasiswa yang dituntut cermat dalam literasi. "Kegiatan yang bagus, mahasantri jadi tau tentang literasi dan bagaimana memilah milih bacaan dan cermat dalam mengambil keputusan," ungkap Royha pada (09/05/24). 

"Jangan sampai kalimatnya berubah yang awalnya Indonesia Emas 2045 berubah menjadi Indonesia was-was 2045," tutur Bang Syarif. Beliau juga memberikan tips untuk membuat konten yang bermutu bagi para mahasantri. Harapannya dengan diadakannya kegiatan ini, dapat membuat mahasantri semakin melek literasi, agar terciptanya suasana digitalisasi yang aman dan nyaman dan tidak termakan berita palsu. Lebih bijak dalam menggunakan media sosial, karena kebiasaan yang kita punya dan apa yang kita konsumsi akan menentukan siapa kita lima tahun ke depan. 

Penulis dan Report: Nadiya Arisandi








Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim