Tips Manajemen Waktu Ala Mahasantri! Ikhitiar Dalam Menuntut Ilmu
Inilah Tips Untuk Mulai Manajemen Waktu Ala Mahasantri! Baca Selengkapnya!
Pada sistem pendidikan di Indonesia, terdapat dua lembaga pendidikan yang menaungi tiap satuannya, dalam ruang lingkup pendidikan, terdapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). Lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia salah satunya adalah pondok pesantren, SD dan MI, SMP dan MTs, SMA dan MA, PTN dan PTKIN, semuanya bernaung di lembaga yang berbeda, yaitu ada yang naungan Kemendikbud dan ada juga yang bernaung di Kemenag RI. Dan semuanya memiliki tujuan sama seperti yang tercantum dalam UUD 1945 "Mencerdaskan kehidupan bangsa ...."
Salah satu yang dinaungi oleh Kementerian Agama RI adalah Pondok Pesantren, termasuk Pondok Pesantren Mambaul Huda. Pondok Pesantren Mambaul Huda merupakan pondok pesantren yang dikhususkan dan dimayoritaskan untuk mahasiswa/i, maka dari itu di Pondok Pesantren Mambaul huda penyebutannya adalah mahasantri bukan santri. Mulai dari pengurus pondok pun mayoritas sedang menempuh jenjang pendidikan perkuliahan. Oleh sebab itu, kegiatan mengaji pun disesuaikan dengan waktu mahasantri pulang kuliah. Namun tak jarang mahasantri kewalahan dan belum bisa mengatur waktunya dengan baik. Terlebih di pondok pesantren, kita dituntut dengan berbagai hafalan dan tuntutan pondok itu sendiri. Sebagai mahasantri (penyebutan untuk santri yang sudah mahasiswa) kita dituntut penuh dalam proses pembelajaran. Karena kita belajar dua ilmu, yaitu ilmu dunia dan ilmu akhirat. Belum lagi kegiatan organisasi mahasiswa yang biasanya diikuti untuk mengembangkan softskil dan memperluas relasi.
Manajemen dapat diartikan sebagai proses mengatur dan menjadwal semua agar berjalan dengan sistematis dan teratur. Kalau menurut salah satu tokoh yang bernama Atkinson (1994) menjelaskan bahwa, manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar seseorang tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan baik. Nah, sebagai seorang mahasantri kita tidak boleh berat sebelah, menuntut ilmu itu merupakan aktivitas yang mulia, seperti yang dikatakan Gus Hamid Asrori, "Menuntut ilmu itu nikmat, jika seseorang menuntut ilmu tidak merasakan nikmat, maka hatinya bermasalah." Dan menuntut ilmu juga merupakan salah satu ikhtiar kita untuk terhindar dari kebodohan, menjadi salah satu penerus cinta akan ilmu seperti Sahabat Ali bin Abi Thalib yang kerap dijuluki sebagai pintunya ilmu.
Nah Oleh Karena itu, Ada Beberapa Cara Agar Kita Sebagai Mahasantri Dapat Memanajemen Waktu
1 Buatlah To Do list
Mahasantri bisa membuat to do list di malam hari setelah kegiatan mengaji selesai. Buatlah list jadwal apa saja yang akan dilakukan esok hari. Ini merupakan ikhtiar agar di pagi harinya kita produktif dan tidak ada kegiatan yang terlupakan. Meskipun nantinya ada yang tidak terlaksana, tapi itu melatih diri kita untuk lebih menjadi mahasantri yang rapi. Ini juga termasuk kedalam kebiasaan muslim yang baik agar tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Contohnya di Hari Sabtu, besok aku akan bangun pagi untuk solat subuh berjamaah, kemudian dilanjutkan mengaji, mandi, dan bersiap untuk mengikuti acara seminar kewirausahaan selepas mata kuliah pertama.
2. Buatlah Skala Prioritas dan Target
Dengan membuat skala prioritas, mahasantri bisa lebih tahu mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang harus dikerjakan ketika senggang. Di sini mahasantri harus memiliki tingkat pertimbangan yang tinggi, karena harus memilah milih mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Mahasantri juga harus menargetkan tiap harinya apa saja yang harus selesai. Contohnya di hari Senin dia harus menyelesaikan tugas jurnal, dan di hari berikutnya harus menyelesaikan tugas pembuatan video pembelajaran, begitupun hari-hari selanjutnya. Penulis pernah mendengar kalimat, tidak ada yang paling berbahaya daripada anak muda yang lupa akan waktunya (menyia-nyiakan waktu).
3. Jangan Terdistract Dengan Hal yang Tidak Penting
Fokus terhadap apa yang sedang kita lakukan, ingat masih ada banyak kegiatan yang belum dilakukan, jadi kalau sedang mengaji kita harus fokus mengaji, agar apa yang disampaikan guru dapat dicerna dengan baik. Pikiran kita jangan multi tasking, harus khusyu', dan harus fokus. Kalau sedang kuliah atau pun berkegiatan juga harus fokus. Jadi pekerjaan dan kegiatan diselesaikan step by step. Kalau dalam buku Anatomic Habits dijelaskan bahwa perubahan kecil itu adalah perubahan yang memberikan hasil yang luar biasa. Ini juga sebagai upaya mencari barokah guru dan ridho dari Allah SWT. dalam menuntut ilmu.
4. Pandai Dalam Memilih Kegiatan yang Diikuti
Sebagai mahasantri, kita perlu memangkas kegiatan apa saja yang diluar kesukaan dan kegiatan yang kurang bermanfaat. Memang benar, sebagai generasi muda jangan sampai melewatkan satu kesempatan pun, tapi harus dalam batas wajar dan waras. Sering kali mahasantri menjadikan kegiatan organisasi mahasiswa sebagai alasan untuk izin di pondok, alangkah lebih baiknya kita menyeimbangkan kedua hal tersebut. Dengan kita menyortir ini, mahasantri akan lebih rapi dan terarah jalannya, tidak berat sebelah. Namun jika kita adalah mahasantri yang mudah lelah, kegiatannya bisa dipikirkan dua kali. Ingat, ikuti kegiatan dengan wajar dan waras. Islam mengajarkan bahwa, hidup manusia harus seimbang antara kehidupan di dunia dan di akhirat. Sebagai orang Islam, dalam usaha untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia untuk kehidupan di akhirat, maka sesungguhnya Ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Oleh sebab itu, marilah kita sebagai mahasantri untuk selalu menjadi mahasantri yang rapi. Kunci dari hal yang disebutkan di atas tadi adalah niat dan kemauan untuk mencapainya. Lawan rasa malas dan tolak semua alasan yang menjadikan dirimu tidak menjadi orang yang realistis. Penulis pernah mendengar bahwa jika seseorang sudah mau dan pintar dalam ilmu agama, maka ilmu dunia pun dihabiskannya. Wallahua'lam.
Penulis: Nadiya Arisandi
Komentar