Siapa Orang yang Sombong Itu? Dan Siapa Selebritis itu? Spoiler Buku Tabir Ma'had 1 (Karya Nadiya Arisandi)

Siapa Orang yang Somong itu? dan Siapa Selebritis itu? Spoiler Buku Terbaru Tabir Ma'had 1 BAB 11!


“Siapa orang yang sombong itu?” tanya Abi Hamid.

“Orang yang sombong itu adalah orang yang jarang berdoa kepada Allah SWT,” sambung Abi Hamid. “Berdoalah pakai bahasa apapun, boleh. Selagi niatnya untuk berdoa kepada Allah SWT.”

Kami semua menggangguk, kemudian mengingat apa yang dikatakan Abi Hamid dengan cermat.

“Ingatlah Allah SWT disaat kamu Makmur (Bahagia)”, ngendiko Beliau.

“Karena sejatinya, Islam itu adalah agama yang tanzih (mensucikan)”, lanjut dawuh Abi.

“Kalau orang sudah dicintai Allah SWT, maka orang tersebut sudah menjadi selebritis di alamnya malaikat,” tutur Abi Hamid. Masyaallah, betapa istimewanya orang tersebut. Walaupun di alam dunia dia tidak terkenal, namun di alam malaikat menjadi selebritis yang dicintai Allah SWT.

      Kata Abi, kita kalau ibadah harus tahu dulu apa yang kita ibadahi. ”Orang yang percaya, tanpa menyembah itu salah besar, karena berkaitan dengan iman,” dalam artian, percaya bahwa islam itu ada, namun tidak mau menerima kebenaran tentang ajaran islam. Contohnya Abu Lahab, percaya bahwa Rasulullah SAW adalah Nabi, namun tidak mau mengikuti ajaran Nabi.

“Terkadang kita tidak merasa haus dan lapar, maka Allah SWT mengirimkan kita sikap atau rasa tidak mampu untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT.”

“Kita harus menunjukkan rasa tidak mampu kepada-Nya,” dawuh Abi.

Perlu disampaikan juga dari Abi Hamid, karena Alesha rasa ini perlu dituangkan juga ke tulisan ini, bahwa Abi Hamid ngendiko, “Jika ada lafadz atau kalimat di dalam Al-Qur’an maupun hadis yang secara harfiah menyerupakan Allah dengan makhluk, maka makna yang dikehendaki bukanlah itu,” begitu kata Beliau. Maka harus dipalingkan dari makna dhohirnya, Allah itu bukan jism, bukan jasad, dan bukan benda. “Kita wajib beriman pada lafadz itu, namun kami tidak wajib beriman pada makna itu”. Karena tak jarang kita menemukan ayat AlQur’an yang menyerupakan Allah dengan makhluk, maka dari itu kita harus pandai menafsirkan kalimat yang dimaksud, dengan memalingkan makna dhohirnya (makna yang menyamakan dengan makhluk), istilah ini sama dengan kata kiasan.

“Dalam diri setiap insan, itu ada penasehat. Namun penasehatnya mati, sehingga perlu diupdate, agar berfungsi lagi dengan baik. Diupdate dengan beribadah kepada Allah, supaya kita punya kontrol terhadap diri sendiri”, dawuh Abi Hamid. “Otak manusia itu paling cerdas adalah pada jam tiga hingga lima subuh (waktu sahur)”. “Harus sinau (belajar) yang tekun,” pesan Abi kepada kami. “Karena bumi itu penyangganya sekarang adalah para Auliya,” tutur Abi.

 

“Kita harus berjibaku dengan tantangan, jangan selalu berada di zona nyaman”. Abi Hamid Asrori.



Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim